Minggu, 18 Oktober 2009

Fengsui dan 5 Elemen

By:Purnama Sucipto Gunawan


Fengsui dilihat dari sisi Dharma dan dari sisi Akademis:

Feng shui adalah Salah satu Ilmu meta fisika dari cabang pengetahuan
tentang ilmu tata letak dan Ilmu Bumi. Salah satu ilmu arsitektur
didunia yang tertua.



Ilmu Feng Shui itu bisa dapat dipelajari secara ilmiah, dari segi
faktor logikanya pun masih bisa diterima. Ilmu ini juga mempelajari
Antropologi Tanah, juga bangunan, Serta Ruangan dan sebagainya.


Ilmu Feng Shui itu bukanlah ilmu yang dikatakan mistis atau
irasional. Justru dalam kajian mempelajarinya banyak hal yang rasional
dan bisa dipelajari dan dibandingkan ilmu Arsitektur modern hampir
menyamainya. Di balik kemistisannya.


Cara bekerja Feng shui adalah mengambil dari Falsah negeri tiongkok
Salah satu nya dari agama Tao :
1. Hubungan manusia dengan Alam
2. Hubungan Manusia itu sendiri
3. Hubungan manusia dengan Orang sekitarnya.selain itu mengambil

Falsafah keharomisan dalam Hidup Dalam Dharma Buddha kita mengenal
yang namanya " Jalan Tengah".

Memang kalau dilihat secara rasional tidak dapat diketahui,
keabsahannya Feng Shui karena dalam kinerja Feng Shui itu. Karena
dalam kajian Feng shui kita bicara energi atau dikenal Chi. Karena Chi
kgk mungkin kita bisa melihatnya dalam kasat mata kita, Dalam kajian
bahasa ilmiahnya adalah energi Ion. Energi Ion inilah yang dipercaya
oleh dunia barat sebagai pengaruh terbesar di Feng shui.
Mungkin dari sebagian kita bisa percaya feng shui jika kita mampu
melihat enerfi ion atau Chi ini.

Dalam kajian 5 elemen itu adalah diBumi ini terdiri 5 unsur nyata dan
terkuat di Bumi ini sebagai pembentuk energi alam, yaitu Logam, Tanah,
api, air dan Bumi.


Dari Pembahasan Dharma :

1. Dalam Pembahasan Dharma tidak ada larangan untuk memperelajari ilmu
pengetahuan. Karena Feng Shui bukan ilmu magis tapi ilmu pasti

2. Prinsipil feng shui juga terdapat nikaya Buddha.
Seperti contoh Manusia sebagai penentu karma sendiri dalam feng shui
ini hal paling utama dalam dasar ilmu ini. Karena dari manusia awal
dari hubungan harmonis kepada alam. Secara logis cara bekerja alam
tidak dapat dijabarkan. Memang saya mengerti berusaha mengatakan feng
shui ilmu yang sulit dimengerti cara bekerjanya. tetapi semua ilmu
yang berasal dari negeri Tiongkok itu dari satu unsur yang di sebut
I-Ching, I-ching bukan ilmu tahayul jika anda bertanya I-Ching sama
jawabnya dengan feng shui. Sebagai kita ketahui Budaya Tionghoa
didasarkan dalam pembentukan agama Budhha, Konficius, dan Tao. Saya
berusaha membawa konteks feng shui itu selogis mungkin. Sebagai anda
tahu kalo anda mau membaca atau mau mengerti isi dalam feng shui
tersebut, anda baru memahami intisari feng shui. Prinsip ilmu tionghoa
adalah Yin dan Yang mengapa saya jawa 50 % manusia dan 50 % dari alam.
Secara anda tidak sadari sebenarnya anda sudah memiliki 50 % dari
alam. Hanya tinggal bagaimana anda mengembangkannya

3. SEKALIPUN Dhamma mengajarkan bahwa Kamma adalah sebab utama dari
berbagai macam keadaan di dunia ini, ini bukanlah satu fatalisme
(menyerah kepada keadaan dan berputus asa) maupun nasib tertentu yang
sudah digariskan untuk seseorang atau makhluk.

Hukum Kamma hanya merupakan satu dari dua puluh empat sebab (paccaya
24) atau salah satu dari Panca Niyama (Lima Hukum) yang bekerja di
alam Semesta ini, dan masing-masing merupakan hukum sendiri.

Hukum-hukum dimaksud adalah :

A. UTU NIYAMA

Hukum "physical inorganic" misalnya : gejala timbulnya angin dan hujan
yang mencakup pula tertib silih bergantinya musim-musim dan perubahan
iklim yang disebabkan oleh angin, hujan, sifat-sifat panas dan sebagainya.

B. BIJA NIYAMA

Hukum tertib tumbuh-tumbuhan dari benih dan pertumbuhan tanam-tanaman,
misalnya padi berasal dari tumbuhnya benih padi, gula berasal dari
batang tebu atau madu dan sebagainya.

C. KAMMA NIYAMA

Hukum tertib sebab akibat, misalnya : perbuatan yang bermaksud
bermanfaat (baik/membahagiakan) dan yang bermaksud merugikan (buruk)
terhadap pihak lain, menghasilkan pula akibat baik maupun buruk.
D. DHAMMA NIYAMA

Hukum tertib terjadinya persamaan dari satu gejala yang khas, misalnya
: terjadinya keajaiban alam pada waktu seseorang Bodhisattva hendak
mengakhiri hidupnya sebagai seorang calon Buddha, pada saat Ia akan
terlahir untuk menjadi Buddha.

Hukum gaya berat (gravitasi) dan hukum alam sejenis lainnya,
sebab-sebab dari keselarasan dan sebagainya, termasuk hukum ini.

E. CITTA NIYAMA

Hukum tertib jalannya alam pikiran atau hukum alam bathiniah, misalnya
: proses kesadaran, timbul dan lenyapnya kesadaran, sifat-sifat
kesadaran, kekuatan bathin dan sebagainya.

Telepati, kemampuan untuk mengingat hal-hal yang telah lampau,
kemampuan untuk mengetahui hal-hal yang akan terjadi dalam jangka
pendek atau jauh, kemampuan membaca pikiran orang lain, dan semua
gejala bathiniah yang kini masih belum terpecahkan oleh ilmu
pengetahuan modern termasuk dalam hukum terakhir ini.

4. Bagaimana pandangan Buddhisme mengenai feng shui? Dalam pandangan
agama Buddha, takdir dan keberuntungan merupakan buah dan akibat karma
(perbuatan) seseorang. Karma masa lalu memang telah berlalu dan telah
menjadi takdir dalam kehidupan seseorang. Untuk mengatur takdir hidup
kita berikutnya, justru harus melalui amal dan upaya. Di sinilah
perbedaan pandangan agama Buddha dan ahli feng shui. Ahli feng shui
berpandangan bahwa jalan kehidupan kita dapat diselaraskan dengan feng
shui buatan. Tapi dalam pandangan agama Buddha jalan kehidupan
seseorang akan berubah secara alami jika buah karmanya telah matang,
karena setiap orang akan mewarisi karmanya masing-masing. Seperti yang
disabdakan Sang Buddha dalam Culakammavibhanga Sutta berikut :
"...Setiap makhluk adalah pemilik karmanya sendiri, pewaris karmanya
sendiri, lahir dari karmanya sendiri, bersaudara dengan karmanya
sendiri dan dilindungi oleh karmanya sendiri. Karma yang menentukan
makhluk-makhluk, menjadikan mereka hina dan mulia."
Majjhima Nikaya

Jadi kehidupan seseorang ditentukan oleh perbuatannya, hina atau
mulianya tidak bisa ditentukan dengan mengatur feng shui. Seseorang
akan menerima akibatnya sesuai dengan apa yang telah dilakukannya.
Perbaikan feng shui melalui ahlinya, hasilnya mungkin dapat dinikmati
seketika, tapi tetap bersifat sementara dan tak lepas dari efek
sampingnya. Perbaikan feng shui secara alami (dengan melakukan karma
baik) memang lebih lambat, tapi hasilnya lebih mendasar dan tanpa efek
samping

Kesimpulan akhir
Feng shui hanyalah alat bantu agar manusia dapat hidup harmonis,
penggunaan feng shui janganlah berlebihan dan janganlah tidak
dipercaya, juga janganlah mengikat, tapi gunakan ilmu ini seperlunya
saja. Sisanya adalah dari Sikap dan Pelatihan diri dari si manusia
tersebut barulah Feng Shui bisa berjalan dengan sempurna dan harmonis
tanpa efek samping.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

101 Ebook Gratis